Thursday, March 3, 2011

Oase Iman - Pudarnya Kepercayaan

Saya mempunyai teman, dia sedang serius menggeluti dunia marketing. Untuk menambah

wawasannya, dia memutuskan untuk berlangganan sebuah majalah terbitan Jakarta yang mengulas pernak-pernih marketing. Alhamdullillah, setelah berhasil mengumpulkan sejumlah uang, dia lekas mentranfer ke pihak majalah dengan harapan bisa membaca majalah marketing itu yang terbit setiap bulannya.

Beberapa hari dia menunggu kiriman majalah itu, tapi “kok nggak datang juga ya” bisiknya agak gelisah. Kemudian untuk memastikan nasib uang yang ditranfernya, dia menelpon pihak majalah. Salah satu staf majalah mengangkatnya. Kemudian dijelaskan oleh staf itu bahwa uangnya telah diterima dan teman saya disuruh menunggu kiriman majalah itu. Teman saya pun bersabar untuk menunggu lagi.
Ketika waktu yang dijanjikan telah tiba, kiriman belum datang juga. Lantas teman saya menelpon lagi, penjelasannya sama, disuruh menunggu. “Membosankan sekali,” pikirnya. Rupa-rupanya, teman saya kesal juga mendengar penjelasan staf yang berbelit-belit dan terkesan tidak profesional.

Akhirnya, teman saya mengirimkan surat yang langsung ditujukan kepada direktur (pimpinan) majalah itu. Di dalam surat itu, teman saya menumpahkan kekesalannya terkait dengan ketidakberesan manajemen majalah itu. Apalagi, sebuah majalah marketing tentu saja mengajarkan cara-cara yang baik menghadapi pelanggan dan tercermin dari sikap dan perilaku keseharian stafnya. Di dalam surat itu pula teman saya mengatakan bahwa apa yang selalu “diajarkan” dalam setiap tulisan di majalah marketing itu omong kosong belaka. Kini, dia tak percaya lagi dengan para kru majalah itu. Tak lupa, teman saya melampirkan biaya telpon yang dihabiskan untuk mengkonfirmasi datangnya majalah itu.

Tentu saja, dengan kiriman surat dari teman saya itu, sang direktur yang sekaligus pemimpin majalah marketing itu kebakaran jenggot. Lantas, segera menelpon teman saya. Meminta maaf dan akan segera mengirimkan majalah produknya. Sebagai imbalan atas kesalahan, pihak majalah kemudian mengirimkan satu majalah yang terbit di bulan itu. Bahkan memberikan langganan gratis selama enam bulan dan uang yang sebelumnya untuk berlangganan majalah itu dikembalikan. Teman saya akhirnya tersenyum, begitu juga denganku ketika dia menceritakan pengalaman tersebut kepada saya.

Entah, maksudnya apa seorang teman bercerita pengalamannya kepada saya. Setelah saya pikir-pikir banyak juga pengalaman dan hikmah yang bisa saya ambil. Pengalaman tentang rizki yang kemudian datang ketika kita mau bergerak. Coba kalau teman saya diam saja, tidak berinisiatif mengkonfirmasi dan selanjutnya berinisiatif mengirimkan surat langsung ke pimpinan majalah, bisa-bisa uangnya raib dan tak jadi bisa membaca majalah marketing itu.

Tapi, ada satu lagi yang justru paling penting yaitu kepercayaan. Kepercayaan itu penting dalam kehidupan. Entah dalam kehidupan keseharian, organisasi atau persahabatan. Untuk membangun sebuah kepercayaan, salah satunya adalah kita menepati janji-janji yang telah kita sepakati sebelumnya. Jika berulangkali kita tidak menepati janji-janji kita, hasilnya seperti cerita nyata di atas, kepercayaan akan
pudar.

Pudarnya kepercayaan orang kepada kita, akan mempersulit bagi kita dalam menjalin kerjasama. Kalau sudah begini, alangkah malangnya kita. Mau apa-apa susah jadinya. Untuk itulah, menepati janji itu begitu penting agar kita tidak menyusahkan orang lain dan merugikan diri kita sendiri. Dengan berlatih menepati janji kita, harapan besarnya kita akan terjauh dari sifat munafik yang akan melekat dalam diri kita. Semoga.

Purwokerto, awal Juli 2006.
Yon's Revolta
freelance_corp (at) yahoo.com
Sumber: eramuslim, 4 Juli 2006

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan




Semoga bermanfaat, untuk Bapak-bapak & Ibu-ibu....
Pertolongan Pertama Bagi Anak-anak
>
> 1) Luka Bakar
> Lakukan : Pertolongan pertama, biasanya segera diguyur dengan air
> dingin yang mengalir untuk mengurangi panas dan mencegah kerusakan
> jaringan yang lebih luas. Lepaskan pakaian anak secara perlahan dan
> ˜kipas-kipas" agar panasnya berkurang. Kemudian segera bawa ke
> rumah sakit terdekat.
> Penggunaan Salep luka bakar BIOPLASENTON akan sangat membantu.
> Jangan : Sebaiknya hindari pemberian kecap, mentega atau pasta gigi
> pada bagian yang terluka karena bisa menjadi tempat berkumpul kuman &
> infeksi.
> Jangan mandikan anak dengan air karena dapat menyebabkan hipotermi
> (menurunkan suhu tubuh) dan bisa memecahkan lepuhan luka.

> 2) Luka Berdarah
> Lakukan : Tekan luka dengan kapas yang dilapisi kasa steril, sampai
> darah berhenti. Kemudian balut dengan kasa bersih yang telah diberi
> obat merah.
> Ikat dengan kuat, tapi tidak terlalu kencang. Kalau terlalu dalam,
> bawa ke dokter, karena mungkin harus dijahit dan diberi antibiotik
> agar tidak infeksi.
> Jangan : Hindari penggunaan sapu tangan yang diragukan
> kebersihannya, karena bisa membuat luka infeksi. Jangan menutup
> terlalu rapat luka tersebut, karena bisa membuat kuman lebih
> gampang berkembang.

> 3) Mimisan
> Lakukan : Tenangkan anak agar ia tidak merasa panik dan segera
> tidurkan anak dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.
> Ini dilakukan agar darah
> tidak kembali keluar dari hidung. Pengobatan alternatif lainnya adalah
> menciumkan irisan daun sirih ke hidung anak.
> Jangan : Cegah anak dari memegang dan memencet hidungnya, karena bisa
> mempercepat pendarahan.

> 4) Syok
> Lakukan : Baringkan anak di permukaan datar dan angkat kedua kaki agar
> letaknya lebih tinggi dari jantung. Ini dilakukan agar darahnya
> kembali mengalir normal. Lepaskan pakaian yang terlalu ketat dan
> mengikat. Terus cek pernapasan, selama anda menunggu dokter datang ke
> rumah.
> Jangan : Jangan peluk si kecil dengan alasan memberikan ketenangan
> padanya. Ini justu membuat ia tidak lega bernapas.
> Jangan biarkan orang
> mengerumuni si kecil, karena dia membutuhkan kadar oksigen yang lebih
> besar.

> 5) Pingsan
> Lakukan : Longgarkan pakaian anak dan perhatikan 4 hal berikut ini:
> 1) Jika tidak bereaksi, miringkan kepala anak dan periksa
> pernapasannya
> 2) Jika bernapas, kepalanya tetap dimiringkan, tetapi periksa
> kemungkinan cedera kepala dan leher.
> 3) Jika bernapas tapi mendengkur, periksa pernapasan dengan jari
> perlahan, mungkin ada yang menyumbat.
> 4) Jika tidak bernapas, lakukan pernapasan dari mulut ke mulut.
> Jangan : Jangan menunggu waktu lama untuk membawa anak ke dokter.
> Selama itu, jangan beri makanan atau minum apapun.

> 6) Keracunan
> Lakukan : Usahakan agar anak memuntahkan zat yang mengandung racun
> (kecuali zat korosif), tapi jangan paksa tenggorokannya. Coba dengan
> memberikannya segelas air garam. Kalau ia memakan zat korosif, beri
> anak minum susu dingin dan segera bawa ke rumah sakit.
> Jangan : Jangan beri makan apa pun jika anak mengalami kejang atau
> mengeluarkan buih ketika keracunan.

> 7) Tercekik
> Lakukan : Segera lepaskan benda yang mencekik leher anak. Jika leher
> terikat, lepaskan dengan gunting, tapi tetap sanggah tubuhnya
> sementara Anda melepaskan ikatan.
> Jangan : Jangan menunggu terlalu lama melepaskan ikatan, karena
> kecelakaan tercekik sangat cepat dapat menghambat jalan napas.

> 8) Tersedak
> Lakukan : Baringkan anak dalam posisi telungkup, tepuk-tepuk
> punggungnya beberapa kali. Segera balikkan tubuhnya sehingga
> terlentang kembali di atas pangkuan Anda. Aturlah agar posisi
> kepalanya lebih rendah dari tubuhnya. Kalau memungkinkan keluarkan
> benda asing tersebut, tapi jika tidak segera bawalah anak ke rumah
> sakit.
> Jangan : Jangan sekali-kali memasukkan tangan ke dalam mulutnya,
> dengan maksud mengeluarkan benda asing tersebut. Yang ada nantinya
> akan menyebabkan benda asing tersebut, makin terdorong masuk ke dalam.

> 9) Tersengat Listrik
> Lakukan : Putuskan aliran listrik yang mengenai tubuh si kecil dengan
> bahan lator, seperti handuk kering dan pakai alas kaki yang kering.
> Segera periksa jalan pernapasannya, jika berhenti, lakukanlah
> pernapasan buatan dari mulut ke mulut.
> Jangan : Jangan sepelekan luka bakar yang terjadi, sekecil apapun
> segera obati dengan obat luka. Ditakutkan luka tersebut bisa
> berkembang menjadi infeksi

> 10) Gigitan Binatang
> Lakukan : Hibur anak agar ia tidak panik dan tidak menimbulkan trauma
> berkepanjangan. Cuci lukanya dengan sabun untuk mengilangkan darah.
> Jangan lupa oleskan krim antibiotik dan tutup dengan kasa steril. Tapi
> kalau luka membengkak, segera bawa si kecil ke dokter.
> Jangan : Jangan biarkan anak menggaruk-garuk luka akibat gigitan
> binatang ini. Tindakan ini bisa membuat luka pada gigitan semakin
> besar. Kalau anak merasa alergi pada bekas gigitan, coba beri krim
> yang mengandung halamin.

> 11) Proses Pernapasan Buatan :
> 1. Baringkan anak dengan kepala ditarik perlahan ke belakang, agar
> jalan napas terbuka. Longgarkan seluruh pakaian yang mengikat 2. Buka
> mulut anak dengan menekan rahangnya perlahan dengan satu tangan, jaga
> tangan jangan sampai menekan leher. Kemudian pencet hidungnya 3.
> Tempelkan mulut anda ke mulut anak sampai seluruh mulut menutup bibir
> anak 4. Hembuskan napas kuat-kuat ke dalam mulutnya, sampai terlihat
> gerakan naik turun pada dada. Kalau ini terjadi, Anda telah
> melakukannya dengan benar.

Benarkah Hidup Itu Susah dan Ribet?



Ada seseorang saat melamar kerja, ia memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah. hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia
mendapatkan pekerjaan tersebut.

*Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik .

---- 000 -----

Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tsb. Selain memperbaiki sepeda tsb, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya.
Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.

*Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja.
---- 000 -----

Seorang anak berkata kepada ibunya: "Ibu hari ini sangat cantik."
Ibu menjawab: "Mengapa?" Anak menjawab: "Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah. "

*Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah .
---- 000 -----

Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: "Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
" Petani menjawab: "Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku."

*Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja .
---- 000 -----

Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: "Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?"
Ada yang menjawab: "Cari mulai dari bagian tengah."
Ada pula yang menjawab: "Cari di rerumputan yang cekung ke dalam."
Dan ada yang menjawab: "Cari di rumput yang paling tinggi."
Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat:
"Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana ."

*Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan
meloncat-loncat.

---- 000 -----

Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: "Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku."
Katak di pinggir jalan menjawab: "Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah. "
Beberapa hari kemudian katak "sawah" menjenguk katak "pinggir jalan" dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.

*Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
---- 000 -----
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira.
Ada yang bertanya: "Mengapa engkau begitu santai?"
Dia menjawab sambil tertawa: "Karena barang bawaan saya sedikit."
*Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja.